top of page

Pendidikan yang dilandasi dengan pengembangan karekter dan Multiple Intelligence adalah strategi yang cocok untuk anak usia dini. Pendidikan dengan pendekatan Multiple Intelligence untuk mengembangkan karakter anak adalah sebuah konsep yang baru dalam dunia pendidikan yang dapat mendukung semua aspek minat dan bakat yang dimiliki oleh anak tanpa meninggalkan kemampuan sosial, emosional dan intelektualnya.

Berdasarkan hal tersebut maka setelah dikaji oleh Tim Akademik bersama konsultan ahli Taman Pendidikan LENTERAHati  maka lahirlah metode Berkarakter dengan pendekatan Multiple Intelligence dengan mengedepankan konsep pembelajaran yang komprehensif

Prinsip belajar berkarakter dengan pendekatan Multiple Intelligence sudah dimulai sejak awal tahun 2006. Pada waktu itu sudah diajarkan oleh para ahli pendidikan bahwa apabila anak tidak diaktifkan secara mental dan fisiknya apa yang masuk ke otak mereka tidak akan mudah dicerna dan akibatnya tidak menjadi milik anak. Sudah menjadi alamnya bahwa anak kecil tidak mau diam tetapi selalu ingin bergerak, apalagi anak-anak yang jumlah neuronnya ratusan milyar. Di pihak lain tidaklah dapat dipungkiri suatu fenomena di masyarakat bahwa “Anak Cerdas” demikian bagi orang tua atau pengasuh sering menimbulkan rasa jengkel dan penasaran.

Mengenal Kurikulum Unggulan 

Outing School Program didasari pada keinginan kuat untuk ikut berpartisipasi dalam perbaikan mental, akhlak, budi pekerti, sifat dan perilaku anak dalam menghadapi kondisi global saat ini yang cenderung membuat anak-anak lebih mudah terpengaruh keadaan negatif, seperti tawuran, tidak sopan kepada yang tua, pergaulan bebas, narkoba, kebiasaan berbohong, kurangnya keimanan terhadap Tuhan dan masih banyak lagi sifat dan perilaku negatif lainnya.

 

Di samping hal-hal tersebut di atas, Outing School Program juga bertujuan untuk membentuk karakter, mental, kepercayaan diri dan kemandirian bagi setiap peserta yang berguna bagi pertumbuhan masa depan anak kelak.

Kurikulum Multiple Inttegensi

 

Sistem pengajaran menggunakan pendekatan Active Learning dan  Learning by Playing serta berpusat pada anak. Anak diharapkan akan lebih aktif dan bebas mengekspresikan perasaannya atau ide-idenya dan juga berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang. Dengan suasana belajar seperti ini tentu akan menyenangkan dan komunikatif.

 

Di sisi lain keberbedaan  kecerdasan anak juga sangat kami hargai dengan pembelajaran yang mengembangkan Multiple Intelligence. Sehingga kemampuan anak akan berkembang sesuai dengan kecerdasannya masing-masing. Oleh karena itu, di Taman Pendidikan LENTERAHati program kegiatan yang sebelumnya ekstrakurikuler dimasukkan ke dalam kegiatan intrakurikuler, misalnya : menari, menyanyi, dan bimbingan baca Al Quran dengan metode Iqra.

​Bila dipahami kreatif  yang berdasarkan kreteria multiple Intelligence sebenarnya ada dua jenis. Yang pertama, kreatif dapat hanya muncul dalam bentuk pikiran atau ide. Yang kedua, anak yang kreatif lalu diikuti dengan aktif, hal ini pada umumnya terjadi pada anak usia dini. Jadi aktif dan kreatif sebetulnya bergabung menjadi satu yang tidak terpisahkan bahwa anak diajak untuk inovatif dengan pengertian mampu menciptakan dan membuat improvisasi dengan tetap memiliki karakter yang baik, karena bila kemampuan aktif, kreatif dan inonatif tidak dibarengi dengan karakter yang baik maka akan menciptakan pribadi yang tidak dapat menjawab tantangan zaman karena lebih mengandalkan unsur intelektual dan egoisme pribadi.

Untuk itu kurikulum yang digunakan di Taman Pendidikan LENTERAHati disusun berdasarkan unsur Karakter, Multiple Intelligence, dan Islami.

Suasana belajar yang bebas dan bertanggung jawab menjadi cirinya. Anak diberi kebebasan memilih aktifitas-aktifitas dan materi-materi yang dirancang sesuai dengan fisik alamiah dan perkembangan fisiologisnya dibawah pengawasan dan pembimbingan guru. Dengan kata lain mengarahkan anak agar mandiri penuh percaya diri, berimprovisasi dan menggunakan kreatifitasnya dalam belajar dengan tetap ada pendampingan dan pengarahan dari guru yang lebih dahulu mengalami kehidupan namun tetap disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan zaman (kontekstual) dengan berdasarkan tuntunan agama Islam.

Arah Islami di Taman Pendidikan LENTERAHati adalah memberikan dasar pribadi yang Sholeh. Perlu untuk kembali mengaktualisasikan konsep pribadi sholeh dalam dunia pendidikan anak sebagai visi hasil pendidikan. Secara harfiah kata sholeh diterjemahkan baik, namun cakupan baik disini meliputi Khair; baik yang terpilih, Thayyib : baik secara kualitas, Hasan: baik dalam perasaan, Ma'ruf : baik yang dikenal oleh masyarakat: Birr; kebaikan berupa ketulusan dan peribadatan, Mumtaz; baik dalam arti unggul, keenam pengertian tentang kebaikan tersebut terangkum dalam kata sholeh, berarti anak yang sholeh adalah anak yang, terpilih, berkualitas, tulus dalam peribadatan, berbuat sesuai kepatutan, serta unggul dan ini merupakan sarana pembentukan pribadi yang berkarakter sesungguhnya.

Di samping hal-hal tersebut di atas, Outing School Program juga bertujuan untuk membentuk karakter, mental, kepercayaan diri dan kemandirian bagi setiap peserta yang berguna bagi pertumbuhan masa depan anak kelak.

 

Outing School Program adalah salah satu program pembelajaran di luar sekolah yang mengedepankan aspek-aspek manusiawi melalui pendekatan alam dan lingkungan. Dibimbing dan didampingi oleh tenaga-tenaga professional, peserta akan dikenalkan dan diajarkan antara lain:

  • Mengenal dan mengagumi ciptaan Tuhan melalui alam dan lingkungan
  • Mengenal, bersahabat dan mencintai alam dan lingkungan
  • Mengenal dan belajar kebudayaan tradisional
  • Belajar membajak sawah
  • Belajar cara bercocok tanam dan beternak hewan
  • Belajar cara memanen hasil kebun buah dan sayuran
  • Belajar melukis di atas media caping (topi petani)
  • Belajar membuat wayang golek
  • Belajar membuat makanan tradisional
  • Dan lain-lain program pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi peserta OSP

Kecerdasan majemuk ini menjadi sangat strategis ketika diketahui bahwa masa paling potensial untuk mengembangkan fungsi otak manusia adalah sebelum usia 8 atau 9 tahun. Oleh karena itu, usia 0-8 atau 9 tahun ini disebut “the golden age”. Menurut penelitian, perkembangan otak manusia akan berhenti pada usia 12 tahun, dengan perincian: perkembangan dalam kandungan mencapai 25%, usia 0-9 tahun mencapai 90% dan pada usia 12 tahun memcapai 100%. Sementara itu, perkembangan intelektual seseorang (artinya aspek fungsional dari otak manusia untuk berpikir), akan berhenti pada usia 18 tahun, dengan perincian: sampai usia 4 tahun mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80% dan usia 18 tahun mencapai 100%. Berdasar penelitian tersebut terlihat jelas bahwa masa paling pesat untuk pertumbuhan fisik maupun intelektual manusia adalah pada saat usia dini. Skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang.


Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat yakni : Kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara efektif dan efisien.

Hari Ini :

·  Ada Senang

·  Ada Kesan

Esok Hari :

·  Aku Semangat

·  Ada Harapan.

bottom of page